Ahad pagi 8 Maret 2009 lalu Bosku menggelar perta pernikahannya. aku hadir disana sebagai tamu, dan mendapati diriku hampir terisak saat ayah bosku menjabat tanganku dan dengan lembut bagai seorang paman, kerabat bahkan ayah sendiri mengatupkan kedua tangannya pada tanganku dan berkata; 'trima kasih ya nak, atas kehadirannya, bapak do'akan kamu yang berikutnya...'
senyum kebapakannya dan kebijaksanaan yang terpancar dari dirinya, membuatku merindukan almarhun ayahku sendiri. betapa ia juga sering mengambil tanganku dalam genggamannya dan menepuk-nepukan tangannya yang lain pada bahuku. Kelembutan seorang ayah. menghadiri pernikahan seorang teman, kenalan atau siapapun, membuatku selalu ingin menangis didalam, bukan pada kapan aku akan menyusul, insya Allah aku yakin jodohku telah disiapkan oleh sang Maha Rahim, namun kesedihan itu lebih pada kenyataan kalau nanti ayahku tidak akan ada disana untuk mendampingiku, melepasku sebagai wali, memelukku untuk menenangkan dan membelai kepalaku seperti yang biasa ia lakukan untuk mendo'akan dan merestuiku.
ayahku sudah meninggal 13 tahu lamanya, tapi tidak ada satu hari-pun aku tidak merindukannya, mungkin tidak sesakit tahun-tahun sebelumnya, tapi tetap saja... aku sangat merindukannya.
Ayah bos-ku membuatku terharu. membuatku merindukan ayahku teramat sangat, terutama disaat-saat seperti ini. Kini yang bisa kulakukan hanyalah berdo'a untuknya, semoga Allah mengampuni dosanya, melapangkan kuburnya, meneranginya dengan cahaya.
pa, aku kangen...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar