Senin, 14 September 2009

And now, all alone

Setahun yang lalu, dibulan ramadhan dan dimalam itikaf yang sama, malam ke 23, seorang sahabat hati berpegangan erat pada diriku, membagi kegelisahan, kecemasan dan gundahnya, serta menebar tawa dan kegembiraan khas para sahabat hati. Kala itu ia tengah berada diujung jalan yang akan membawanya pada kehidupan yang sama sekali berbeda... sahabat hati itu tidak pernah membayangkan kalau ia akhirnya akan menyandang kata 'nyonya' didepan namanya, ia tidak pernah membayangkan bahwa ia akan memiliki kekasih hidup luarbiasanya yang lebih muda dan ia mungkin pernah bermimpi namun tak pernah seindah itu bahwa hidupnya kini akan berjalan dengan sangat baik dan membahagiakan lebih dari yang pernah ia bayangkan... kala itu ia bahkan tak menyadari kalau sahabat hati tuanya ini tengah iri setengah mati pada berkah yang Allah berikan padanya, bahwa sahabat hatinya belum siap dan tidak rela untuk melepasnya saat itu... tidak siap untuk berpisah darinya, takut kehilangan dan bahkan telah merindukannya.
Sahabat hatinya yang tua ini tidak pernah membayangkan akan menjalani kesendiriannya seorang diri... walau ia selalu menyebut dirinya sebagai 'lone ranger' tapi ia tidak pernah mengira akan sesunyi itu. aku tidak pernah mengira akan menjadi yang terakhir yang tersisa dari para sahabat hati. Aku sedih, takut, dan kehilangan. Namun bagaimanapun, aku tetap merengkuh dan berpegangan erat pada momen yang ada kala itu. Aku ingin selama mungkin menikmati saat-saat terakhirku menjadi dua yang terakhir dalam lingkaran kami, karena aku tahu lingkaran itu akan segera menjadi sunyi, dingin dan kosong, seperti lubang hitam diangkasa.
Namun sesuatu yang luar biasa terjadi...
Setahun kemudian aku menyadari aku berada ditempat dan waktu yang sama, .... seorang diri.
ya, aku memang mengalami masa-masa yang sulit sebagai sahabat hati single terakhir yang tersisa...
tetapi disaat yang bersamaan aku mendapati banyak jejak-jejak yang ditinggalkan para sahabat hatiku, jejak-jejak kebahagiaan dan kasih sayang... ketulusan dan kekuatan...
Aku sadari kini, pada akhirnya aku berjalan maju dan melanjutkan kehidupanku sendiri...
Benar, para sahabat hati memiliki kehidupannya masing-masing, tapi akupun memiliki milikku sendiri.
Satu sahabat hatiku kini tengah menikmati status barunya sebagai mother of a new handsome baby boy yang menggemaskan... seorang lagi tengah membaktikan kehidupannya untuk ibundanya yang tengah sakit (semoga kesembuhan dilimpahkan-NYA keatas ibunda sahabat hati kami ini) seorang lagi merajut kisahnya bersama suami dan putra suaminya yang kini lebih pantas disebut sebagai "bocah kecil pelipur lara" - nya ketimbang hanya "putra suaminya", dan terakhir, sahabat hati ku tengah memintal ikatan hatinya dengan itikaf bersama kekasih hidupnya tepat setahun sejak terakhir kali ia memintal hal yang sama sebagai seorang single bersama sahabat hatinya yang tua ini.
Mereka bersama kekasih hidup dan kisah hidupnya masing-masing... namun begitu juga aku...
Aku merasa bahwa lingkaranku nyaris penuh. Aku tahu itu akan datang padaku n when the time is come, when the circle is almost fully completed, I will be ready... aku sampai dititik dimana aku dapat menlangkah dengan syukur atas apa yang kumiliki, mencintai lebih banyak pada kelebihan-kelebihan potensiku dan menerima utuh semua kekuranganku... aku tahu walau aku masih berjalan dan melangka seorang diri dan dinding-dinding lingkaranku masih sedingin dan sesunyi sebelumnya, tetapi aku tahu disana penuh warna... aku tahu aku memiliki para sahabat hati, pekerjaan hebat, kisah cinta bahkan sekelumit kisah Affair nakal yang nyaris dengan sedikit bahaya... Aku tak lagi sedih, tak lagi takut... aku merasa puas... just because I'm a women, independent, single, happy... and now, all alone ........

For all SAHABAT HATI - ku...